PANDANG PERTAMA
Siang dalam balut peluh di tubuh aku rasakan di lingkup kota
terminal jagat pantura.
Diriku menatap tak lupa
kilau paras dalam jumpa
pada gadis yang berdiri dihadapan.
Pandangan pertama
peluhku menderas lepas
tatkala mata mengajakku melihat kehidupan
pada dirimu, oh… gadis
dan getar hatiku dalam pandangan.
Biarlah batu sungai aku singkir deras
dan air sungai tetap mengalir ketenangan.
Sejengkal langkah adalah keberhasilan.
Menuai maksud hati menjabat perkenalan.
Tenanglah angin, jangan hembuskan dulu.
Hatiku dalam kuasa ragu.
Tenanglah angin, jangan kau goyah.
Satu jengkal, aku dalam langkah.
Aku sapa dengan senyum hangat
tanpa sambutmu yang kecut.
Hatiku tersentuh bahagia merebut ragu.
Diriku dalam pikat indah sambutmu.
Aku larut dalam harap perkenalan.
Di saat kau dalam rela, aku ketuk pintu persetujuan.
Salam kenal wahai gadis dalam sambutku.
Kau nampak berbinar dari parasmu yang samar-samar kotor.
Senyummu sayu dan pandang pertama tak ada ragu.
Siang dalam balut peluh di tubuh aku rasakan di lingkup kota
terminal jagat pantura.
Diriku menatap tak lupa
kilau paras dalam jumpa
pada gadis yang berdiri dihadapan.
Pandangan pertama
peluhku menderas lepas
tatkala mata mengajakku melihat kehidupan
pada dirimu, oh… gadis
dan getar hatiku dalam pandangan.
Biarlah batu sungai aku singkir deras
dan air sungai tetap mengalir ketenangan.
Sejengkal langkah adalah keberhasilan.
Menuai maksud hati menjabat perkenalan.
Tenanglah angin, jangan hembuskan dulu.
Hatiku dalam kuasa ragu.
Tenanglah angin, jangan kau goyah.
Satu jengkal, aku dalam langkah.
Aku sapa dengan senyum hangat
tanpa sambutmu yang kecut.
Hatiku tersentuh bahagia merebut ragu.
Diriku dalam pikat indah sambutmu.
Aku larut dalam harap perkenalan.
Di saat kau dalam rela, aku ketuk pintu persetujuan.
Salam kenal wahai gadis dalam sambutku.
Kau nampak berbinar dari parasmu yang samar-samar kotor.
Senyummu sayu dan pandang pertama tak ada ragu.